Jam Gadang Bukittinggi: Ikon Sejarah & Wisata Unik di Jantung Sumatera Barat
Jam Gadang Bukittinggi merupakan landmark ikonik yang berdiri megah di pusat Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Lebih dari sekadar penunjuk waktu, menara jam ini adalah simbol budaya dan sejarah yang menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau. Popularitasnya bahkan sudah menembus batas regional hingga dikenal luas oleh wisatawan mancanegara.
Terletak di kawasan strategis Taman Sabai Nan Aluih, Jam Gadang menjadi titik pusat berbagai aktivitas wisata di Bukittinggi. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai sejarah pendiriannya, fakta-fakta unik yang menyertainya, hingga tempat-tempat wisata menarik yang berada di sekitarnya.
1. Sejarah Berdirinya Jam Gadang
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 pada masa penjajahan Hindia Belanda. Bangunan ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda Wilhelmina kepada sekretaris kota Fort de Kock (nama lama Bukittinggi) bernama Rook Maker.
Menariknya, arsitek menara ini adalah orang pribumi Minangkabau bernama Yazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Biaya pembangunan saat itu mencapai sekitar 3.000 gulden—jumlah yang sangat besar di zamannya.
Pada tanggal 8 Januari 2010, Jam Gadang resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional melalui Surat Keputusan Nomor PM.05/PW.007/MKP/2010. Penetapan ini menandai pentingnya pelestarian Jam Gadang sebagai warisan sejarah nasional.
2. Empat Fakta Unik Jam Gadang yang Jarang Diketahui
1. Dibangun Tanpa Semen dan Besi
Salah satu keistimewaan Jam Gadang terletak pada teknik konstruksinya yang tidak menggunakan semen maupun besi. Sebagai perekat, digunakan campuran tradisional berupa pasir putih, batu bata, kapur, dan putih telur. Campuran ini terbukti sangat kuat dan masih bertahan hingga sekarang.
2. Angka Romawi yang Tidak Biasa
Jam Gadang menggunakan angka Romawi, namun dengan keunikan penulisan angka empat sebagai “IIII” alih-alih “IV”. Gaya ini dikenal sebagai “clockmaker’s four” dan cukup langka ditemukan pada menara jam di dunia.
3. Bentuk Atap yang Mengikuti Zaman
Bentuk atap Jam Gadang mengalami beberapa kali perubahan seiring pergantian zaman:
-
Awalnya berbentuk kubah dengan patung ayam jantan.
-
Di masa penjajahan Jepang, diubah menyerupai kuil khas Jepang.
-
Pasca kemerdekaan, atapnya diubah menjadi bentuk gonjong, atap khas rumah adat Minangkabau.
4. Mesin Jam Langka Buatan Jerman
Jam Gadang menggunakan mesin langka buatan pabrik Vortmann Recklinghausen, Jerman. Mesin ini identik dengan mesin di menara Big Ben London. Hebatnya, hanya ada dua unit mesin sejenis di dunia—satu di London, dan satu lagi di Bukittinggi.
3. Harga Tiket Masuk dan Fasilitas Wisata
Salah satu kelebihan utama dari destinasi ini adalah gratis. Pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk untuk menikmati keindahan arsitektur dan suasana di sekitar Jam Gadang. Kawasan ini terbuka untuk umum dan bisa dikunjungi kapan saja.
Di sekitar menara, pengunjung bisa:
-
Berfoto dengan latar bangunan bersejarah
-
Menikmati kuliner khas Bukittinggi
-
Berbelanja oleh-oleh lokal
-
Menyaksikan pertunjukan seni saat akhir pekan atau hari besar
4. Rekomendasi Wisata Menarik di Sekitar Jam Gadang
Jika berkunjung ke Jam Gadang, sempatkan juga mampir ke berbagai destinasi wisata di sekitarnya yang tak kalah menarik. Berikut beberapa di antaranya:
1. Lobang Jepang Bukittinggi
Berjarak hanya beberapa menit dari Jam Gadang, Lobang Jepang adalah terowongan bawah tanah peninggalan masa penjajahan Jepang. Terowongan ini dulunya digunakan untuk pertahanan militer dan kini menjadi destinasi sejarah yang edukatif.
2. Tabiang Takuruang
Sekitar 7 km dari pusat kota, Tabiang Takuruang menawarkan panorama unik berupa tebing batu besar yang “terkurung” di tengah lembah. Lokasi ini cocok untuk pecinta fotografi alam dan sunrise hunter.
3. Rumah Kelahiran Bung Hatta
Terletak sekitar 2 km dari Jam Gadang, rumah ini merupakan tempat kelahiran Mohammad Hatta, Wakil Presiden pertama Indonesia. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi dan peninggalan sejarah yang bisa memberikan wawasan tentang perjuangan kemerdekaan.
4. The Great Wall of Koto Gadang
Jalur pedestrian yang menyerupai Tembok Besar China ini menyuguhkan pengalaman berjalan kaki sambil menikmati panorama lembah dan perbukitan khas Bukittinggi. Lokasinya hanya sekitar 2,7 km dari Jam Gadang.
5. Tapian Rajo
Terletak di Sianok Anam Suku, Tapian Rajo merupakan lembah hijau yang indah dan masih alami. Cocok bagi Anda yang mencari suasana tenang dan ingin mengabadikan momen di spot yang Instagramable.
Penutup: Temukan Keajaiban Bukittinggi Bersama Andesko
Jam Gadang bukan hanya menara jam biasa, melainkan penanda sejarah, simbol budaya Minangkabau, dan pusat daya tarik wisata di jantung Kota Bukittinggi. Keunikan arsitektur, nilai historis, hingga destinasi di sekitarnya menjadikan tempat ini sebagai tujuan wajib bagi siapa pun yang mengunjungi Sumatera Barat.
Jika Anda sedang menyusun itinerary ke Sumbar, pastikan Jam Gadang menjadi salah satu destinasi utama yang Anda kunjungi. Dan jangan berhenti di situ—masih banyak tempat menarik yang bisa Anda jelajahi bersama kami!
📌 Terus ikuti artikel-artikel menarik lainnya seputar wisata, sejarah, dan budaya Indonesia hanya di https://andesko.com. Temukan inspirasi perjalanan terbaikmu dan jelajahi keindahan Nusantara bersama Andesko!